7/18/2009
KI NGABAI AGENG SURODIWIRYO
Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo nama kecilnya adalah Muhamad Masdan, yang lahir pada tahun 1876 di Surabaya putra sulung Ki Ngabei Soeromihardjo (mantri cacar di ngimbang kab: Jombang. Ki ngabei Soeromihardjo adalah saudara sepupu RAA Soeronegoro (bupati Kediri pada saat itu). Ki Ageng soerodiwirdjo mempunyai garis keturunan batoro katong di Ponorogo, beliau kawin dengan ibu sarijati umur 29 tahun di surabaya dari perkawinan itu dianugrahi 3 anak laki-2 dan 2 anak perempuan namun semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil. Pada usia 14 tahun (th 1890) beliau lulus SR sekarang SD kemudian diambil putra oleh pamannya (wedono di wonokromo) dan tahun 1891 yaitu tepat berusia 15 tahun ikut seorang kontrolir belanda di pekerjakan sebagai juru tulis tetapi harus magang dahulu (sekarang capeg). Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwirdjo mengaji di pondok pesantren tebu ireng Jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat pada tahun 1892 pindah ke Bandung tepatnya di Parahyangan di daerah ini beliau berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti antar lain:* Cimande* Cikalong* Cibaduyut* Ciampea* SumedanganTahun 1893 beliau pindah ke jakarta, di kota Betawi ini hanya satu tahun tetapi dapat mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat yaitu:* Betawian* Kwitangan* Monyetan* ToyaPada tahun 1894 Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana.Di bengkulu permainannya sama dengan di Jawa Barat, enam bulan kemudian pindah ke Padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng Soerodiwirdjo juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak silat.
Permainan yang diperolehnya dari Minangkabau antara lain :* Permainan padang Pariaman* Permainan padang Sidempoan* Permainan padang Panjang* Permainan padang Pesur / padang baru* Permainan padang Sikante* Permainan padang Alai * Permainan padang PartaikanPermainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :* Permainan Orang lawah* Permainan Lintang* Permainan Solok* Permainan Singkarak* Permainan Sipei* Permainan Paya Punggung* Permainan Katak Gadang* Permainan Air Bangis* Permainan TariakanDari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah. Beliau disamping mengajarkan ilmu kerohanian. Dimana ilmu kerohanian ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II.Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuannya ke Banda Aceh, di tempat ini Ki Ageng Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantaranya :* Tengku Achamd mulia Ibrahim* Gusti kenongo mangga tengah* Cik bedoyoDari sini diperoleh pelajaran – pelajaran, yakni:* Permainan Aceh Pantai* Permainan Kucingan* Permainan Bengai Lancam* Permainan Simpangan* Permainan TurutungPada tahun 1902 Ki Ageng Soerodiwirdjo kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota polisi dengan pangkat mayor polisi. Tahun 1903 di daerah tambak Gringsing untuk pertama kali Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan mula-mula di beri nama ‘SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya bernama “ JOYO GENDELO” .Pada tahun 1917 nama tersebut berubah, dan berdirilah pencak silat PERSAUDARAAN SETIA HATI, (SH) yang berpusat di Madiun tujuan perkumpulan tersebut diantaranya, agar para anggota (warga) nya mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian Nasional yang kuat karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh bangsa belanda.
Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat pada hari Jum`at legi tanggal 10 nopember 1944 dan di makamkan di makam Winongo Madiun dalam usia enam puluh delapan tahun (68).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar