12/23/2009

Sejarah SH Terate dan Sh Tunas Muda Winongo

 




Gambar Padepokan PSHT (Lokasi latihan siswa PSHT Cab Pesanggaran Banyuwangi desa Kesilir )



SH Terate dan Winongo

SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang berperan menyebarkan pencak silat ke berbagai daerah (bahkan manca negara). Di pusatnya, Madiun, terdapat ribuan pendekar SH terate yang tersebar sampai pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di daerah Madiun, menjadi anggota SH terate adalah tradisi yang mereka laksanakan secara turun temurun. Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek buyut sampe cicit, semua adalah anggota PS SH Terate. Hal ini membuat SH Terate sebagai organisasi, cukup disegani di kawasan Madiun karena memiliki massa yang sangat besar.


Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal antara anggota SH Terate dan anggota SH Tunas Muda (Winongo). Sebenarnya pendiri kedua perguruan silat tersebut berasal dari perguruan yang sama. Menurut hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro).

Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat. Mbah Suro memiliki banyak sekali murid. Namun diantara sekian ratus muridnya, ada dua yang paling menonjol. Yang satu kemudian mendirikan perguruan silat sendiri di daerah Winongo Madiun, dan kemudian di kemudian hari menjelma menjadi SH Tunas Muda. Sementara yang satunya meneruskan perguruan silat mbah Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.

Awalnya, kedua perguruan tersebut saling berdampingan dengan damai satu sama lain. SH Winongo memiliki pengaruh di daerah madiun kota, sementara SH Terate mengakar di daerah madiun pinggir/pedesaan. Benih perpecahan dimulai ketika antara tahun 1945-1965 an, banyak pendekar SH Winongo yang berafiliasi dengan PKI. SH Terate yang menganggap ilmu SH (Setia Hati) yang diturunkan oleh mbah Suro merupakan ilmu yang berbasis ajaran Islam, merasa SH Winongo mulai keluar dari jalur tersebut.

Perselisihan semakin menjadi-jadi antara tahun 1963-1967, dimana banyak pendekar dari kedua perguruan yang terlibat bentrok fisik dalam peristiwa-peristiwa politik. Meski banyak anggotanya yang berafiliasi kiri, namun secara organisasi SH Winongo tidak terlibat dalam aktivitas kekirian tersebut. Hal inilah yang kemudian menyelamatkan perguruan silat ini dari pembubaran oleh pemerintah.

Setelah masa pembersihan anggota PKI yang berlangsung antara tahun 1967-1971 di daerah Madiun, SH Winongo sedikit demi sedikit mulai kehilangan pamornya. Puncaknya, pada era 1980-an bisa dikatakan perguruan silat ini dalam keadaan mati suri. Konon, banyak pendekar SH Terate yang berperan sebagai eksekutor para anggota PKI (termasuk beberapa pendekar SH Winongo yang terlibat PKI) di kawasan Madiun. Hal inilah yang kemungkinan memicu dendam pendekar SH Winongo yang non-PKI tapi merasa memiliki solidaritas pada kawan-kawannya yang dieksekusi tersebut.

Entah kebetulan atau tidak, seiring dengan munculnya PDI sebagai kekuatan politik yang cukup kuat pada era 1990-an, pamor SH Winongo sedikit demi sedikit mulai naik kembali. Banyak pemuda dari kawasan perkotaan Madiun yang masuk menjadi anggota SH Winongo. Madiun kota sendiri merupakan basis PDI yang cukup kuat. Sementara Madiun kabupaten merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Banyak yang mengatakan bahwa situasi tersebut mirip dengan situasi di zaman ‘60-an, dimana PKI berkuasa di Madiun kota dan NU berkuasa di Madiun Kabupaten.

Seiring dengan perkembangan tersebut, mulai sering terjadi perkelahian antar pendekar di berbagai pelosok Madiun. Perkelahian yang juga melibatkan senjata tajam tersebut tak jarang berakhir dengan kematian salah satu pihak. Pada waktu itu, Madiun bagaikan warzone para pendekar silat (termasuk dengan senjata tajam dan senjata lainnya). Di berbagai sudut kota dan kampung terdapat grafiti yang menunjukkan identitas kelompok pendekar yang menguasai kawasan tersebut. Pendekar SH Terate menggunakan istilah SHT (Setia Hati Terate) atau TRD (Terate Raja Duel) untuk menandai basisnya. Sementara SH Winongo menggunakan istilah STK, yang kemudian diplesetkan menjadi “Sisa Tentara Komunis”, untuk menandai kawasan mereka.

Pada kurun waktu 1990-2000, STK mengalami perkembangan jumlah anggota yang sangat pesat. Desa Winongo sebagai markas besar mereka, pada awalnya masih mudah diserang oleh pendekar SHT dari wilayah tetangga. Namun karena kekuatan mereka yang semakin besar membuat Winongo menjadi untouchable area. Hampir seluruh pemuda dan lelaki di desa ini menjadi anggota STK yang militan, sehingga penyerbuan SHT ke wilayah ini menjadi semakin sulit dilakukan.

STK menggunakan taktik populis dalam merekrut anggota baru. Mereka masuk ke SMP dan SMU di kota Madiun dan menawarkan status pendekar secara instan kepada pemuda-pemuda yang mau bergabung. Sementara untuk meraih status pendekar di SHT, persyaratannya cukup berat dan memakan waktu cukup lama. Tawaran menjadi pendekar instan tersebut tentu saja mendapat sambutan yang besar dari para pemuda yang belum mengetahui esensi sebenarnya sebuah panggilan “pendekar”. Di Madiun, menjadi pendekar adalah sebuah kehormatan yang diimpi-impikan para pemuda. Predikat pendekar menjadi sangat elit karena harus dicapai dengan susah payah. Seorang Pendekar dipastikan memiliki kemampuan silat dan fisik yang prima, serta pemahaman agama yang dalam.

Akibat taktik populis yang dilakukan STK, kode etik pertarungan antar pendekar yang selama ini terjaga, sedikit demi sedikit mulai pudar. Anak-anak muda yang naif (pendekar instan) mulai menggunakan cara-cara yang kurang etis dalam berkelahi. Misalnya mereka mengeroyok lawan, menculik lawan di rumah, tawuran (lempar-lemparan batu), menyerang dari belakang, dan cara-cara yang tidak terhormat lainnya. Awalnya pendekar-pendekar SHT yang memegang teguh kode etik pertarungan pencak silat, masih berupaya sabar. Namun, akhirnya mereka kehilangan kesabaran setelah korban di pihak mereka mulai berjatuhan.

Tercatat, terjadi beberapa kali pertarungan yang memakan korban jiwa akibat tindakan yang tidak sportif. Pernah terjadi kasus dimana dua orang pendekar yang sedang berboncengan sepeda ontel, di tebas dari belakang oleh lawan bersepeda motor dengan menggunakan clurit. Kemudian ada juga kasus seorang pendekar yang sedang menggarap sawah, ditebas dari belakang oleh lawannya dengan menggunakan pacul.

Kejadian-kejadian tersebut merupakan gambaran betapa etika pertarungan sportif satu lawan satu yang selama ini dipegang erat oleh para pendekar, mulai pudar.

Cikal bakal dua perguruan silat terbesar di Madiun, SH Terate dan SH Winongo, adalah sebuah perguruan pencak silat puritan bernama SH Putih. SH Putih didirikan oleh seorang pendekar silat bernama Mbah Suro pada tahun 1903. Mbah Suro adalah seorang pengembara, dia telah melanglang buana sampai ke Tiongkok dan India untuk mempelajari berbagai ilmu bela diri.

Setelah merasa cukup ilmu, Mbah Suro pulang ke tanah kelahirannya, dan mendirikan sebuah perguruan pencak silat tanpa nama. Berdasarkan ilmu yang didapatkannya selama mengembara, ia mengembangkan jurus-jurus silat baru yang kemudian membawa pembaharuan dalam ilmu beladiri asli nusantara ini.

Antara SH Winongo dengan SH Terate menganut prosedur yang berbeda dalam penetapan seorang murid menjadi “WARGA”. Di SH Winongo, seorang murid yang baru masuk, harus segera disahkan sebagai “WARGA” agar ikatan emosional dan fisik yang bersangkutan dengan perguruan tidak terlepas lagi. Sementara di SH Terate, untuk menjadi “WARGA” seorang murid harus menjalani proses yang panjang dan sangat keras. Seorang “WARGA” dalam filosofi SH Terate haruslah pendekar yang benar-benar telah memahami esensi dari ilmu pencak silat itu sendiri, terutama kegunaannya bagi masyarakat. Sehingga, sedikit sekali dalam satu angkatan, seorang murid SH Terate akhirnya dapat mencapai level menjadi “WARGA”

Sumber : http://psht-banyuwangi.org/

12/18/2009

MATERI PELAJARAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE ‘Panca Dasar’



Materi Persaudaraan Setia Hati Terate (Panca Dasar) adalah materi Pencak silat yang ada dan diberikan kepada siswa PSHT. Meskipun demikian bukan siswa saja yang harus mempelajari dan memahami apa sebenarnya makna yang terkandung dalaM Materi Persaudaraan Setia Hati Terate atau Lima Panca Dasar PSHT. Berikut Adalah penjelasan dan makna dari pada Materi pelajaran bagi siswa Persaudaraan Setia Hati Terate yang terdiri terdiri dari :
1. Persaudaraan
2. Olah raga
3. Kesenian
4. Bela diri
5. Mental kerohanian

1. Persaudaraan
Sejarah telah mengungkap, sejak Ki Ngabehi Suro Diwirjo mendirikan pencak silat dengan nama “Djojo Gendilo” dan hubungan batin antar saudara bernama “Sedulur Tunggal Ketjer” sampai perkembangan yang dibawa oleh Ki Ngabehi Hadjar Hardjo Oetomo dengan nama “Persaudaraan Setia Hati Terate”, bahwa persaudaraan adalah suatu hal yang diutamakan bagi warga dan siwanya, memberi kekuatan hidup serta membimbingnya dalam memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin.
Persaudaraan ada;ah hubungan batin yang erat antara seorang dengan orang lain, dalam hal ini antara warga dengan warga atau antara warga dengan segenap umat manusia pada umumnya. Persaudaraan ditanamkan sejak siswa pertama kali mengecap pertama kali pelajaran SH. Dengan persaudaraan, manusia diperlakukan dan diakui sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama haknya dan kewajiban-kewajiban asasinya, tampa membedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan social, warna kulit, san sebagainya.
Syarat persaudaraan
Adapun syarat terjalinnya tali persaudaraan yang kekal dan abadi dalam kehidupan warga Persaudaraan Setia Hati Terate adalah :
- Saling pengertian
- Saling mengasihi dan
- Saling bertanggung jawab
Sedangkan untuk menunjang terbentuknya tali persaudaraan diperlukan adanya rasa :
- Saling membutuhkan
- Saling menghargai dan
- Saling mempercayai
Pertentangan politik sering terjadi dimana-mana, dari golongan tingkat atas sampai golongan paling bawah. Malahan bisa juga terjadi antara kakak dan adik sekandung yang berdiam disatu atap. Tetapi di bawah ikatan “persaudaraan” pertentangan politik tidak akan pernah ada. Pertentangan politik tidak pernah dibawa kedalam kehidupan saudara-saudara Persaudaraan Setia Hati Terate, juga tidak pernah mempengaruhi jalannya latihan pencak silat. Di bawah bendera Persaudaraan Setia Hati Terate masing-masing anggota menangggalkan baju kedinasan, baju politik, baju partai, baju bisnis dan sebagainya. Masing-masing hanya mengenakan “baju persaudaraan”. Mereka merasa solider,mereka merasakan ikatan tali persaudaraan lebih mendalam dari ikatan tali hubungan keluarga atau saudara.
Hal ini tidak berarti dikarenakan si atasan dan si bawahan adalah sama-sama Warga Persaudaraan Setia Hati Terate, maka si bawahan boleh seenaknya sendiri. Misalkan si bawahan “njangkar” kepada atasannya/pimpinannya. Atau dikarenakan kita sebagai srorang warga maka bolrh seenaknya dengan pimpinan suatu instansi diluar lingkungan kita karena dia juga seorang warga. Bukaan itu yang dikehendaki oleh persaudaraan tetapi yang dikehendaki oleh persaudaraan adalah yang satu dan lainnya saling membutuhkan, saling menghormati dan saling mempercayai. Masing-masing merasa dan mengakui benar-benar sebagai saudara Warga Persaudaraan Setia Hati Terate yang lainnya.

Perwujudan persaudaraan
Selain pengertian tersebut di atas, perwujudan dari Persaudaraan dalam perbuatan antara lain :

1. Berjabat tangan
Berjabat tangan pada saat bertemu dengan seurang lain atau saudara sendiri di luar acara-acara tertentu (misalnya menyampaikan ucapan selamat) oleh sementara orang yang menganggap dirinya berpendidikan dan berintelek adalah perilaku atau adat kebiasaan orang-orang desa. Tetapi bagi orang-orang Persaudaraan Setia Hati Terate, baik yang sarjana maupun yang tidak , baik yang berpangkat maupun yang tidak ,berjabatan tangan adalah perwujudan fari persaudaraan, bahkan bisa merupakan cirri khas dari orang Persaudaraan Setia Hati Terate.
Berjabat tangan ini di lakukan pada setiap kali bertemu atau akan berpisah dengan saudara SH yang lain, sebelum dan sesudah latihan, serta pada saat sebelum dan sesudah sambung.
Arti berjabatan tangan sebelum sambung, mereka (yang berjabatan tangan) ikhlas untuk di pukul dan diminta keikhlasan saudara (lawan sambung) untuk dipukul.

2. Sambung
Dilihat sepintas, sambung adalah suatu perkelahian dengan mengeluarkan kepandaian bermain pencak silat. Bukankah dengan bersambung akan di cari suatu kemenagan ? “mau menang sendiri” seperti halnya perkumpulan bulu tangkis, catur, dan sebagainya justru suatu pertandingan sewaktu masih atau sesudah tidak berada dalam suasana latihan di perkumpulan.
Sambung berlangsung di dalam dua keadaan, yaitu :
a. Sambung dalam latihan
- Sesama pelatih
Di sini sambung merupakan peragaan bagi pelatih untuk memberikan contoh menggunakan teknik pencak silat yang baik kepada siswa.
- Antara pelatih dengan siswa
Sambung jenis ini kebanyakan siswa di wilayah cabang Malang dan sekitarnya merupakan suatu pelajaran yang menakutkan, bahkan sempat menjadi momok dan merupakan salah satu penyebab siswa keluar / tidak mengikuti latihan. Sebenarnya sambung jenis ini mengandung pengertian sebagai berikut :
1. Melatih keberanian siswa untik melawan seseorang di atas tingkatnya.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki, hal ini tidak bisa dilakukan bila siswa tersebut sambung dengan sesama siswa.
- Sesama siswa
Sambung sesama siswa dilaksanakan secara bertahap dengan pengertian membimbing siswa berani menghadapi lawan dengan kesiapan penuh.
b. Sambung di luar latihan
Sambung jenis ini dilaksanakan pada saat :
Pertemuan antar warga
Sifat sambung di sini adalah merupakan “tombo kangen” suatu pertemuan antar warga walaupun telah dimeriahkan oleh beberapa atraksi atau hiburan, hidangan dan lain sebagainya, namun tidak akan cukup memuaskan apabila tidak diisi dengan acara sambung antar warga, biasanya diiringi dengan instrumen, dilaksanakan secara bergantian yang sering dinamakan dengan “Sambung Ganding” atau “Sambung Galang”.
SHT Cup
walaupun sambung di sini dituntut untuk mencari suatu kemenangan (angka) sesuai peraturan yang telah ditentukan, tetapi pesilat melakukannya seperti halnya sewaktu dia masih menjadi siswa dalu ,hanya karena kewajiban belaka karena dia sebagai atlit. Selesai melaksanakan sambung, kedua pesilat tersebut masih tetap merasa dan mengakui benar-benar sebagai saudaranya.

3. Anjangsana
Anjangsana adalah mengunjingi tempat kediaman (rumah) atau lokasi tempat tinggal seseorang atau saudaranya. Macam anjangsana adalah :
a Perorangan
Anjangsana perorangan yang lazimnya berlaku di lingkungan warga PSHT adalah kedatangan saudaranya yang muda ke kediaman (rumah) saudaranya yang lebih tua (sowan).
Faedah dari anjangsana ini banyak , khususnya bagi saudara yang lebih muda antara lain :
- Menambah ilmu / pengetahuan PSHT
Pelajaran di dalam PSHT sulit untuk dilukiskan banyaknya. Ibarat kedalaman air kalau seseorang menyelam bertambah dalam dia tidak akan segera menemui dasarnya. Demikian pula dengan pelajaran PSHT baru bisa disajikan lepada calon warga hanya sebagian saja. Maksud dari anjangsana ini adalah harapan bagi si adik untuk menerima atau memperoleh tambahan pelajaran dari si kakaknya. Sayangnya di jaman sekarang sekarang ini si adik setelah mengalami saat-saat pengeceran memiliki fildadah “rumongso biso” pada hal semestinya “biso-o rumongso” atau ibarat yang lain adalah ketidakmungkinan si sumur mencari sumber untuk dituangi airnya.
- Mempercepat doa-nya terkabul
Mengapa anjangsana dikaitkan dengan terkabulnya doa ? dengan anjangsana kita berusaha lebih mempererat tali persaudaraan sehingga apabila tali persaudaraan ini telah terjalin erat hal-hal yang bersifat memutuskan tali persaudaraan baik disadari maupun tidak akan sulit dimiliki seorang pendekar PSHT. Hal ini diperkuat pula oleh ajaran dalam agama Islam mengenai salah satu syarat terkabulnya do’a manusia adalah “…..tiada seorang muslim yang berdo’a kepada Allah dimana do’a itu tidak dicampuri dengan dosa dan memutuskan tali kekeluargaan (persaudaraan),……”.
- Kemajuan lahiriah
Dengan anjangsana ini bisa juga terjadi penambahan ilmu selainilmu SH (misalnya ilmu dagang) atau aktifitas-aktifitas tertentu yang dapat meningkatkan taraf hidup si adik.
- Dan lain-lain

b. Perkelompok
Anjangsana yang dilakukan lebih dari seorang ketempat saudaranya ditempat lain nauk seorang atau lebih bermanfaat :
- Tukar pengalaman
Merupakan perwujudan lawaqtan antar Cabang dengan sarana pelatih tanding olah raga (volley ball, sepak bola, dsb).
- Sarasehan ke-SH-an

Perusak Persaudaraan
Walaupun demilian dengan persaudaraan bisa juga menyebabkan kehancuran hubungan, kerenggangan hubungan batin bahkan putusnya ikatan batin sesama warga dan hancurnya organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate yang sudah berusia 85 tahun lebih ini.
Hal ini bisa terjadi apabila persaudaraan tersebut dinodai oleh :
- Ingin mencari menangnya sendiri
- Merasa paling super sendiri
Rasa tersebut hanya dimiliki oleh seseorang yang masih terikat dan didorong rasa ke-aku-annya yang tinggi “AKU” bisa timbul pada diri seseorang apabila dia merasa telah memiliki segalanya,tidak perlu menghormati orang lain karena sia merasa paling terhormat dan tidak perlu memberi kepercayaan kepada orang lain timbul rasa ingin mencari menangnya sendiri dan paling super sendiri bisa mendorong jauh kebelakang rasa kepentingan bersama, persatuan, dan pengorbanan untuk organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Akibat dari ternodanya Persaudaraan maka akan menyebabkan :
- Timbulnya ketidak dsiplinan
- Tidak tertib administrasi dan
- Tidak tertib organisasi

Demikian juga halnya mengapa organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mencantumkan kata-kata “Pencak Silat” dalam nama organisasi walaupun organisasi tersebut mengajarkan pencak silat kepada murid-muridnya. Karena kalau ditulis dengan nama “Persaudaraan Pencak Silat Setia Hati Terate”, maka yang ada di dalam organisasi/kumpulan tersebut hanyalah orang-orang atau sekumpulan orang yang bisa bermain pencak silat. Kalau demikian apakah di dalam tubuh Persaudaraan Setia Hati Terate juga terdapat orang-orang atau sekumpulan oaring-orang yang tidak bisa bermain pencak silat ? jawabannya juga tidak. Kalau yang di maksud dengan orang-orang tersebut adalah seorang Warga. Tetapi bagi seseorang yang yang diangkat sebagai Warga Kehormatan (seperti misalnya Bapak Abdul Gafur), maka belum tentu dan tidak harus memiliki kemampuan bermain pencak silat SH TERATE. Lalu mengapa nama organisasi tidak mencantumkan kata-kata “pencak silat” ? Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengutamakan pelajaran pencak silat, juga tidak lainnya, yang diutamakan adalah Persaudaraan yang memberi kekuatan serta bimbingan dalam memperoleh kesejahteraan dan kebahagian lahir batin.

Aspek Pembinaan Persaudaraan
aspek pembinaan persaudaraan dengan melihat kondisi usia siswa, dibedakan sebagai berikut :
1. Siswa Kanak-kanak
Pengenalan dan pengembangan sikap terhadap kehidupan keluarga dan lingkungan.
2. Siswa Remaja & taruna
• Pengembangan sikap terhadap kehidupan keluarga
• Pengembangan sikap terhadap kehidupan lingkungan
• Pengembangan sikap terhadap masyarakat
• Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan
3. Siswa Dewasa & Khusus
Peresapan azas persaudaraan
Laku, penghayatan hakekat persaudaraan
Penghayatan sebagai insane kamil/mahkluk sosial

2. Olah Raga
Salah satu pelajaran yang sering dipakai sebagai perwujudan persaudaraan adalah dalam bentuk pemahaman dan pendalaman pelajaran pencak silat. Pengertian olah raga pada pencak silat adalah mengolah raga dengan gerakan-gerakan pencak silat yang ada pada Persaudaraan SH Terate.
Pada saat mempelajari permainan pencak silat, selain memperoleh kemampuan bisa bermain pencak silat dengan baik maka raga atau tubuh sendiri memperoleh manfaat,antara lain :

1) Memperbaiki Suasana Hati
a Peningkatan Kadar Norepinefrin
Para ahli tidak dapat menerangkan dengan tepat mengapa atau bagaimana olah raga menyebabkan hal ini. Beberapa penelitian mengungkap hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan kadar norepinefrin (suatu hormon yang penting untukmenghantarkan pesan-pesan otak melalaui saraf-saraf tertentu di tubuh) di dalam otak. Perbedaan ini jelas terlihat pada suatu kelaian kejiwaan yang disebut psikosis manik depresif, dimana suasana hati pasien berubah-ubah di antara bahagia dan sedih. Selama fase manik (gembira), kadar norepinefrin pasien meningkat, dan selama fase depresi, kadar norepinefrin turun secara tajam.

b. Peningkatan Suplai Darah Ke Otak
Dengan olah raga suplai darah ke otak akan meningkat. Dengan demikian maka otak tidak akan menerima lebih banyak oksigen. Orang-orang lanjut usia yang diberi oksigen seringkali dapat berfikir dengan lebih jelas dan suasana hatinya membaik.

c. Penurunan Kadar Garam Di Otak
Penurunan kadar garam di otak dapat memperbaiki suasana, Dr. Robert Brown telah berhasil menggunakan olah raga dan diuretic untuk mengobati wanita-wanita yang menjadi depresi tepat sebelum masa haid mereka. Ketegangan sebelum haid dan depresi dapat disebabkan oleh tertahannya garam dalam tubuh karena tingginya kadar hormon.
Selain itu, dengan olah raga dapat meningkatkan produksi keringat dan drmgam diurotik mrningkatlah produksi air seni, sehingga akan menurunkan jumlah garam didalam tubuh.

d. Membuat Tidur Lebih Nyenyak
Dr. Fred Baekland dari State University of New York, pada tahun 1966 merupakan orang pertama yang membuktikan secara ilmiah bahwalatihan fisik yang keras membuat tidur menjadi lebih nyenyak.
Sedangkan Dr. Colin Shapiro dari Johannesburg, Afrika Selatan dan Dr. R.B. Zloty dari University of Manitoba di Canada dalam penelitiannya secara sendiri-sendiri telah memperlihatkan jumlah tidur nyenyak adalah sebanding dengan mengeluarkan energi di waktu siang hari. Makin banyak berolah raga, maka tidurpun makin nyenyak.

e. Meningkatkan Perasaan Berprestasi
Partisipasi dalam program olahraga yang teratur memberikan kepada banyak orang perasaan telah menyelesaikan suatu tugas sulit dengan baik “Setiap perasaan baik mengenai diri anda sendiri memperbaiki suasana hati anda”. (Dr. Fred Goodwin dari National Institute of Mental Healt).

2) Mengurangi Gangguan Jiwa
Tidak hanya orang sehat yang memperoleh keuntungan dari program olahraga yang teratur, tetapi menurut para ahli penyakit jiwa, orang dengan berbagai tingkat penyakit jiwa pun mendapatkan manfaat dari olahraga.
Dalam penelitian terkontrol tentang “jogging” sebagai terapi untuk pasien dengan depresi klinis, Dr. John H. Greist, seorang ahli ilmu jiwa dari University of Wisconsin, mengobati mereka dengan lari atau psikoterapi. Para peserta mengisi daftar gejala yang dipakai secara luas untuk mengukur derajat depresi. Setelah sepuluh minggu, Greist melaporkan bahwa pelaripelari tersebut mengalami perbaikan besar. Sedangkan banyak pasien yang mendapat psikoterapi tidak merasa baik daripad sebekumnya.
Kelainan jiwa sering kali diikuti kelainan fungsi (Dr. Edward Greenwood Menigger Foundation di Topeka, Kansas). Itulah sebabnya orang-orang dengan gangguan emosional seringkali membuat gerakan-gerakan aneh dengan tubuh mereka. Tetapi penyakit jiwa dan fisik adalah sejalan. Beberapa bentuk olahraga dapat membantu penderita neurotik dan bahkan psikhotik yang paling beratpun.

3) Membantu Jantung
Bagaimana olahraga membantu jantung ?
- Olahraga memperbesar semua arteri koronaria yangmemberi makan jantung.
- Olahraga meningkatkan peredaran darah koletarial (tambahan) sehingga ada lebih dari satu pembuluh darah yang akan mensuplay darah dari satu pembuluh nadi terhalang, darah dari pembuluh nadi lain akan memberi makan daerah tersebut mencegah terjadinya serangan jantung.
- Olahraga menurunkan konsentrasi lemak darah. Tonjolan lemak yang meyumbat arteri konoria menyebabkan serangan jantung.
Kadar lemak (trigliserida) dapat diturunkan dengan aktifitas disik yang keras (John Holloszy – St. Louis). Penurunan kadar lemak darah mengurangi kecindrungan pembentukan tonjolan lemak yang menyumbat pembuluh darah.
- Olahraga membantu jantung untuk mengambil oksigen dari darah lebih efektif.
- Olahraga menurunkan tekanan darah.

4) Tidak Membesarkan Atau Memburuk Otot
Biasanya banyak wanita merasa takut bahwa setelah mereka mengikuti pencak silat maka ototnya akan membesar dan buruk. Ini tidak mungkin akan terjadi, otot bisa membesar apabila melakukan beban latihan ketahan seperti angkat beban. Sedangkan olahraga pada pencak silat justru akan membentuk oto-oto yang panjang dan bentuk badan yang kuat dan menarik.

5) Menghilangkan Lemak Yang Tidak Diinginkan
Berlatih atau berolahraga selam sekurang-kurangnya 30 menit sehari akan membantu anda menghilangkan lemak yang tidak diinginkan.
Dr. Michael Pollock dari Wake Forest University, memeriksa 32 pria, yang rata-rata berumur 47 tahun dan telah melakukan jogging selama beberapa tahun. Pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa lemak mereka10-15 % dibawah tingkat populasi umum pada kelompok umur yang sama.
Ketika melakukan latihan (senam/jurus), lemak dalam tubuh akan berubah menjadi energi dan menambah massa otot. Otot jauh lebih berat daripada lemak. Itulah sebabnya mengapa ukuran tubuh anda akan berkurang sebelum penurunan berat badan. Daerah-daerah yang akan terbebaskan dari lemak diantaranya adalah perut, paha, pantat, dan pinggul.
Aspek pembinaan olahraga :
Aspek pembinaan kesenian dengan melihat kondisi usia siswa, dibedakan sebagai berikut :
1) Siswa Kanak-kanak
Senam pagi
Senam dasar
Senam massal
2) Siswa Remaja & Taruna
Jurus reflek, olahraga
Pertandingan pencak silat berat
3) Siswa Dewasa & Khusus
Olah raga nafas pencak silat

3. Kesenian
Kesenian sebagai salah satu aspek dalam Persaudaraan SH Terate merupakan bagian unsure latihan yang perlu dikembangkan dari tingkat polos. Masam atau bentuk kesenian terdiri dari permainan tunggal, permainan ganda dan pagelaran massal, yang diwujudkan dalam paket-paket latihan sebagai pedoman dasar.
1. Sasaran
-Memelihara kaidah pencak silat yang baik dengan menumbuhakan kelenruran, keluwesan dan keindahan gerak ynag di hubungkan ddengan keserasian irama
- Sebagai latihan bagi siswa dalam pengembangan aspek pengembanagn keserasian dan keselarasan yang diharapkan dapat berpengaruh dalam sikap dan laku kehidupan
2. Pelaksanaan Kegiatan Kesenian
1. pola dasar gerak (lihat materi pembinaan teknik )
2. pola dasar teknik (lihat materi pembinaan teknik )
3. keserasian irama dan penjiwaan :ketepatan irama dan penjiwaan gerak.
4. penguasaan arena : pengembangan pola dasar gerakan dan variasi pola gerak
5. tahapan penilaian :

- pendahuluan
- inti permainan
- penutupan
pedoman dan unsurunsur dasar latihan untuk tiingkatan siswa di susun dalam matriks.
3.Waktu Latihan
Latihan dilkukan secara teratur dan periodik
4. Jenis Penampilan dan Pagelagelaran
- penampilan di arena tertutup
- penampilan di arena terbuka
- penampilan di panggung
- pagelaran massal

5. Irama Pengiring
- gamelan
- gendang pencak
- jidor
- musik
- keroncong
- alat musik/ tabuhan lainnya

6. aspek pembinaan kesenian
Aspek pembinaan kesenian dengan melihat kondisi usia siswa, dibedakan sebagai berikut:
• siswa kanak kanak
~pengenalan irama
• siswa remaja dan taruna
~perpaduan gerak dan irama (masal berirama )
• siswa dewasa dan khusus
~penghayatan keselarasan

4. Bela diri
Dengan pelajaran pencak silat, dengan kejiwaan untuk mengenal “sang pencipta”dan mengenal “diri pribadi” maka pencak silat berfungsi sebagai alat /senjata untuk membela diri / untuk mempertahankan kehormatan bukan untuk membela seseorang, tetapi hanya melayani seseorang apabila keadaaan memang terpaksa dan diperlukan. Persaudaraanb setia hati terate ti dak mengajarkan seni bela diri lainnya kecuali pencak silat karena pencak silat adalah seni membeladiri asli dari bangsa indonesia yang mutunya tidak kalah dengan beladiri yang lain. Dengan demikinan persaudaraan SH terate juga memperrtahankan dan mengembangkan kepribadian bangsa indonesia. Karena nilai nilai kemerdekaan berkepribadian indonesia, karrena “bangsa yang terjajah apabila bangsa tersebut tidak mmeliki kepribadian”.

5. Mental kerohanian
Merupakan tujuan akhir persaudaraan SH Terate. Disini ment5al kerohanian/ keshan berpedoman pada “ mengenal diri sendiri sebaik-baiknya”. Tujuan dari pelajaran persaudaraan SH Terate adalah mendidik manusia dalam menempuh kehidupan ini memproleh kebaahagian dan kesejahteraan dunia akhirat.
Setelah pribadi manusia persaudaraan SH Terate sudah amntap berjiwa PSHT barulah dia baru bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya di alam mayapada ini, yaitu “ memayu hayuning bawono”. Selama manusia Persaudaraan SH Terate, mustahil kalau dia bisa mengemban tugas “ memayu hayuning bawono”.
Mental kerohanian dan Ke-sh-an adalah sumber asas ketuhanan Yang Maha Esa. Kita harus sadar bahwa sesungguhnya manusia sebagai individu itu tidak hidup dengan sendirinya tanpa ada yang menghidupkan atau dapat pula di katakan bahwa sebagai individu itu sesungguhnya hanyalah suatu “objek”dari pada “ subjek mutlak”. Yaitu yang maha esa.
Tanpa memberikan mental kerohanian, ibaratnya hanya mencetak “tukang pukul”. Ini hanyalah suatu hal yang keliru dan tidak dinginjkan ooleh Persaudaraan SH terate. Perlu diingat, bahwa pencak silat hanyalah merupakan sarana / pelajaran sampingan, yang diutamakan adalah membentuk manusia persaudaraan SH Terate dan bisa memayu hayuning bawono

Sumber : http://psht-banyuwangi.org/
PSHT BANYUWANGI JAWA TIMUR © 2008 Por *Templates para Você*